Senin, 18 Juni 2012

Tari Tor-Tor

Budaya tari tor-tor sudah ada sejak 500 tahun lalu di suku Mandailing, Sumatra Utara. Budaya tari tor-tor merupakan simbol penghormatan terhadap leluhur suku Mandailing, Sumatra Utara. Gerakan tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan menggunakan alat-alat musik tradisional seperti gendang, suling, terompet batak, dan lain-lain.
Jenis tari Tor-tor pun berbeda-beda. Ada yang dinamakan Tor-tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar yang mana lebih dahulu dibersihkan tempat dan lokasi pesta sebelum pesta dimulai agar jauh dari mara bahaya dengan menggunakan jeruk purut.

Ada juga Tor-tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Kemudian ada juga Tor-tor Tunggal Panaluan, merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Maka tanggal ditarikan tari Tor-tor, akan ditentukan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal penaggalan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah dan Benua bawah. Dalam perkembangannya, tarian Tor-tor ada dalam berbagai acara adat Batak, seperti acara seremoni ketika orangtua atau anggota keluarganya meninggal dunia, dan acara-acara kebesaran lainnya.



0 komentar:

Posting Komentar